Otot-otot pada wajah di bagian otot pipi, otot lidah, otot bibir berkaitan dengan fungsi penting untuk mengunyah dan menelan. Gangguan pada area otot ini bisa membawa dampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap proses tumbuh kembang sejak bayi, jika tidak dikenali sedari dini. Dan berjalannya fungsi otot-otot ini yang berpengaruh terhadap fungsi tubuh lainnya sangat ditentukan oleh kerja otak yang juga berfungsi baik.
Penting bagi orangtua untuk mengenali tahapan tumbuh kembang anak sesuai fase usianya. Misalnya kemampuan mengunyah, saat bayi mulai berkenalan dengan MPASI dan mulai mengasup makanan lebih padat mulai usia enam bulan. Pada tahap usia bayi enam bulan ini juga pada umumnya terjadi erupsi gigi.
Jika terjadi keterlambatan, baik erupsi gigi, kemampuan mengunyah yang juga nantinya berdampak terhadap kemampuan bicara, tandanya untuk mulai curiga dan mengecek kembali perkembangan anak untuk mengenali di mana sumber gangguannya.
Dr. drg. Ratna Indriyanti, Sp.KGA-K.KKA dari Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Anak - FKG UNPAD di dalam VigorTalk yang membahas Erupsi dan Transisi Gigi, menjelaskan erupsi gigi pada umumnya terjadi di usia anak enam bulan, atau disebutnya gigi susu. Namun tentunya tumbuh kembang anak dapat berbeda satu dengan lainnya bahkan kakak beradik sekalipun. Pada beberapa anak tumbuh gigi susu pada usia empat bulan. Perbedaan ini dipengaruhi banyak faktor tergantung pola pertumbuhan setiap anak.
Pertumbuhan gigi juga memiliki fase sesuai usia anak dari bayi hingga usia sekolah. Pada bayi mulai dari gigi bawah yang muncul satu per satu bisa ditandai dengan kebiasaan anak menggigit-gigit seperti ada sensasi gatal, atau lebih sering mengeluarkan liur. Kemudian seiring bertambah usia, pertumbuhan gigi juga bertambah dari dua di bawah lalu empat gigi atas mulai di bagian depan, tumbuh gigi seri, gigi taring dan gigi geraham dengan fungsinya masing-masing. Pada proses pertumbuhan gigi sejak bayi ini ketika gigi menembus gusi inilah yang dikenal sebagai erupsi gigi.
Erupsi gigi adalah pergerakan gigi yang sedang berkembang dari posisi non-fungsionalnya di tulang alveolar ke posisi fungsional akhir di rongga mulut (bidang oklusal). Erupsi gigi dipengaruhi kerja folikel gigi yang mengatur perubahan metabolisme pada tulang alveolar. Gerakan erupsi gigi diawali dengan pembentukan akar. Jadi pertumbuhan akar berkontribusi terhadap erupsi gigi namun bukan menjadi penyebabnya.
Gigi memiliki beberapa fungsi yaitu berkaitan dengan proses makan yaitu menggigit, mengunyah, menyobek, menghancurkan, mengunyah, menggiling makanan, juga memiliki fungsi yang berhubungan dengan pengucapan atau pelafalan untuk kemampuan bicara, serta fungsi estetika.
Menurut Dr. Indri, jika pertumbuhan gigi mengalami hambatan perlu dilihat kembali tumbuh kembang anak secara umum, apakah ada pengaruh dari nutrisi makanan yang dikonsumsi atau terdapat faktor lainnya.
Terpenuhinya zat-zat gizi pada asupan makanan anak berpengaruh terhadap tumbuh kembang. Riset menunjukkan bagaimana malnutrisi kronis dan berkepanjangan (kekurangan vitamin) selama masa anak-anak juga berkorelasi dengan tertundanya erupsi.
Hambatan pertumbuhan gigi anak juga bisa saja dipengaruhi faktor lain yang berbeda kondisinya pada setiap anak. Dr. Indri menyebutkan hambatan bisa terjadi karena adanya beberapa anomali. Meski begitu, tidak perlu khawatir jika terjadi keterlambatan selama dilakukan pemeriksaaan untuk mengetahui faktor penyebabnya.
Gangguan Otot
Salah satu faktor yang juga bisa dilakukan pemeriksaan adalah pada area otot pipi, lidah, bibir yang berkaitan dengan fungsi mengunyah dan bicara. Riset menunjukkan, erupsi gigi yang terhambat dipengaruhi juga oleh faktor gangguan pada otot lidah, pipi, dan bibir. Adanya gangguan keseimbangan otot-otot lidah pada langit-langit mulut dan otot-otot pipi, mempengaruhi jalur erupsi gigi. Kebiasaan seperti menggigit bibir bagian bawah menghasilkan tekanan signifikan pada otot bibir yang mempengaruhi perubahan jalur erupsi gigi. Faktor penyakit tertentu juga dapat mempengaruhi terjadinya hambatan erupsi gigi. Penelitian menunjukkan erupsi gigi yang tertunda juga disebabkan oleh sejumlah sindrom termasuk sindrom Down, sindrom Gardner, disostosis Cleidocranial, Displasia ektodermal anhidrotik, sindrom Hutchinson–Gilford, Bloch–Sulzberger, sindrom Apert, dan Sindrom Axenfeld–Rieger.
Referensi:
Comentarios