top of page

Otak dan Keterampilan Matematika

Apa yang terjadi pada area otak mempengaruhi berbagai kemampuan seperti bergerak, berbahasa, mengendalikan emosi, hingga kemampuan matematika. Perkembangan otak menjadi penting untuk diperhatikan sejak usia dini (balita) dikarenakan area di dalam otak saling terhubung dan mendukung satu sama lain.


Perkembangan otak yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa misalnya, terhubung juga dengan kemampuan matematika. Begitu pun dengan perkembangan motorik anak memiliki relasi dengan matematika. Daerah di otak yang berkaitan dengan sensori di area auditori berhubungan dengan perhitungan (kuantifikasi).


Praktisi Neurosains Terapan, Anne Gracia, menjelaskan bagaimana kemampuan matematika anak yang terbentuk dengan baik erat kaitannya dengan arsitektur hubungan jalinan di otak. Hal ini didukung oleh sejumlah penelitian dalam jurnal internasional yang menunjukkan adanya korelasi antara kemampuan matematika dengan perkembangan fungsi otak terkait atensi, motorik halus, emosi berkaitan dengan kecemasan, semantik (kemampuan berbahasa) yang berkorelasi dengan kemampuan berpikir kritis (matematis).


Berdasarkan studi kasus pada pasien epilepsi yang menjalani operasi bagian otak juga didapati sejumlah fakta yang menunjukkan korelasi sejumlah area di otak yang berkaitan dengan keterampilan matematika. Upaya pendampingan yang dilakukan untuk memperbaiki kemampuan matematis menunjukkan hasil positif dengan memberikan perhatian pada fungsi otak. Tentunya pemeriksaan fungsi otak perlu dilakukan untuk dapat mengenali bagian mana dari otak yang kurang berfungsi baik.


Menurut hasil penelitian dan studi kasus, dapat disimpulkan bahwa pembentukan kesiapan kemampuan matematika dapat dilakukan sejak usia dini, untuk menjadi bekal anak di usia sekolah. Perkembangan kendali gerak serta regulasi emosi menjadi bagian dasar arsitektur koneksi otak untuk membangun atensi dan respon kalkulasi berpikir yang sangat penting untuk keterampilan matematis menuju nalar kritis.


Jika pada usia dini terdeteksi potensi gangguan perkembangan otak, maka dapat diberikan penanganan lebih lanjut berupa stimulus untuk memperbaiki kemampuannya termasuk terkait keterampilan matematika.

Deteksi dini perkembangan otak serta screening potensi gangguan, dapat memberikan referensi tindakan untuk bisa memperbaiki potensi kerusakan lebih lanjut. Keterampilan anak dapat dibentuk dan ditingkatkan dengan adanya stimulus yang tepat melalui pendampingan ahli.


Keterkaitan Area Otak dengan Keterampilan Matematika

Beberapa perkembangan area otak yang perlu diperhatikan pada anak usia dini untuk mendukung keterampilan matematika, di antaranya:

  • Area fungsi koordinasi motorik (daerah ubun-ubun) jika berfungsi dengan baik, berkaitan dengan fungsi kalkulasi sebagai sirkuit awal yang membentuk keterampilan matematika. Jika sirkuitnya lemah maka kemampuan kalkulasi juga lemah.

  • Area regulasi emosi juga berdampak terhadap keterampilan matematika. Dalam kondisi aman dan nyaman, atensi anak menjadi lebih baik dan ini akan menghindari anak dari kesalahan kalkulasi. Kecemasan yang muncul karena adanya gangguan fungsi otak berpotensi mengganggu pembentukan sirkuit aritmatika. Misal ada diagnosa pada otak secara anatomi atau fisiologi sehingga area proses kalkulasi tidak bekerja, otomatis sistem limbik aktif dan bisa terus menggulung membesar membajak pikiran rasional

  • Peniruan kecemasan eksternal. Misalnya, jika orang dewasa menunjukkan ketidakmampuan matematika dan tanpa sengaja mengucapkannya di depan anak-anak usia dini, hal ini dapat memicu anak memunculkan kecemasan yang membuat anak tidak menyukai matematika dan berdampak terhadap keterampilan matematikanya kelak.

  • Area broca di otak yang berhubungan dengan bahasa dan artikulasi, berhubungan dengan kemampuan matematika.

  • Area motorik halus memiliki relasi kuat dengan matematika. Otak pada area yang berurusan dengan matematika sangat erat dengan gerak. Misal pada keterampilan koordinasi mata tangan yang mempengaruhi perkembangan dasar aritmetika dan geometri.

  • Daerah yg berdekatan dengan sensori berada di area seputaran auditoria berhubungan dengan penghitungan (kuantifikasi). Jika anak bermain berhitung dengan jari sambil mendengar suara misal nada dan lagu, area otak akan langsung saling berhubungan. Suara yang mendukung akan membantu anak melakukan tugas dengan nalar kritis. Bermain dengan mendengarkan simbol dan melihat bentuk simbol baik numerik maupun alfabet membantu membentuk keterampilan matematika anak. Dengan memperhatikan auditori anak menjadi bagian penting untuk mendukung kematangan proses perkembangan matematis sejak dini.

  • Kemampuan paling dasar pada anak usia balita memiliki keterkaitan fungsi otak pada pengenalan angka.

Dengan mengetahui pentingnya proses pengalaman keseharian di usia dini pada kendali gerak dan regulasi emosi yang mendukung pembentukan arsitektur koneksi saraf untuk kerja matematika, maka penting manusia dewasa memperhatikan perkembangan kemampuan gerak anak sejak bayi, kurangi bantuan untuk mempercepat proses, beri kesempatan anak berinteraksi gerak agar keterampilan matematika dapat disiapkan.

Belajar dalam bermain itu membangun kesiapan matematika lebih tangguh dibanding hafalan saja.


---

Referensi


Cindy Hovington, PH.D. (2020) Does Having Math Anxiety Cause Parts Of Your Brain To Shrink?


Rhawn Gabriel Joseph, Ph.D., The Right Hemisphere: Emotional Intelligence, Language, Music, Visual-Spatial Skills, Confabulation, Body-Image, Facial Recognition, Dreams, Consciousness, Awareness... Brain Research Laboratory, BrainMind.com


Tomasetto, Carlo & Morsanyi, Kinga & Guardabassi, Veronica & O'Connor, Patrick. (2020). Math anxiety interferes with learning novel mathematics contents in early elementary school.. Journal of Educational Psychology. 113. 10.1037/edu0000602.

Comments


bottom of page