Terdapat sekitar belasan bagian otot pada wajah yang menggerakkan wajah sebagai respons terhadap pikiran, perasaan, emosi, dan impuls. Masing-masing otot memiliki tugas yang berkaitan dengan fungsi dan keterampilan tertentu. Salah satu otot pada wajah, yakni otot bibir atau orbicularis oris berkaitan dengan fungsi bicara.
Otot-otot pada wajah memiliki perannya masing-masing seperti frontalis (dahi), corrugator (alis), nasalis (hidung), orbicularis oculi (mata), levator labii (pipi atas), masseter (rahang), orbicularis oris (bibir), risoris (garis senyum), buccinator (menarik bibir lebar dan kencang), depressor labii (bawah bibir), depressor anguli oris (sudut bawah bibir). Untuk bisa berbicara, otot-otot wajah yang paling penting adalah otot-otot yang menggerakkan bibir.
Otot bibir membantu membentuk aliran suara dan udara menjadi ucapan yang dapat dikenali. Sementara kerja bersama antara otot bibir dengan otot pipi (buccinator) membentuk kesatuan fungsi yang berperan untuk kemampuan menelan, menghisap, bersiul, mengunyah, pengucapan vokal, dan cium. Jika kesatuan kerja dua otot ini melemah yang terjadi kemudian, pada saat mengunyah misalnya, makanan cenderung menumpuk di ruang depan mulut. Kelumpuhan pada dua otot ini akan mengganggu proses menelan makanan yang digigit di mulut depan.
Berfungsinya otot bibir bergantung pada saraf wajah. Dengan kata lain, keterampilan bicara menjadi berkaitan erat dengan saraf wajah, pasalnya suplai darah utama otot ini berasal dari arteri wajah. Otot orbicularis oris merupakan otot berlapis-lapis yang kompleks dan tidak memiliki asal tulang. Otot di dermis bibir atas dan bibir bawah ini menjadi tempat pelekatan banyak otot wajah lainnya di sekitar mulut. Meski otot ini bekerja mandiri namun terdapat bagian-bagian otot yang bekerjasama dengan otot wajah lainnya untuk menjalankan berbagai fungsinya.
Untuk memiliki kemampuan berbicara, diperlukan ekspresi wajah dan gerakan bibir yang tepat. Di sinilah otot bibir menjalankan fungsinya. Cara kerjanya, otot bibir bekerja sama dengan otot pipi membuat kontak antara gigi dan bibir dengan menekan lengkung gigi, kolaborasi ini memproduksi bunyi ujaran.
Selain otot bibir, terdapat fungsi kerja otot lain yang juga mendukung kemampuan bicara. Pada prinsipnya, otot bekerja saling terkait dan mendukung beberapa fungsi. Jika salah satu dari otot mengalami perbedaan hal ini akan mengubah rantai kerja otot lainnya.
Untuk proses bicara peran otot-otot ini sangat utama, yakni pertemuan antar bibir, lidah dan bibir, juga kerja otot pipi mengelola udara yang mengalir atau meletup, terjadilah bunyi bicara.
Pada saat membersihkan rongga mulut juga ada mekanisme internal yang terjadi saat air ludah (saliva) dan gerakan otot terjadi di sela gusi bahkan gigi. Kebersihan internal dengan gerak lidah juga mendukung proses selipan benda yang lebih besar. Secara berurutan perkembangan keterampilan kerja otot mulut dan wajah sejak menyusui, bermain ludah, berbunyi, hingga mengunyah, menelan akan menjadi rangkaian menuju keterampilan bunyi bicara.
Banyak keluhan yang dikelompokkan sebagai gangguan bicara (speech delay), namun dengan mengikuti urutan kerja otot ini, gangguan tersebut dapat dikenali. Gangguan tidak selalu bersifat permanen, bisa saja merupakan kelambatan keterampilan karena salah satu aktivitas di antara menyusui hingga makan padat, atau stimulus bermain dengan bibir dan lidah untuk bunyi-bunyian tidak terjadi.
Referensi:
Prachi Jain & Manu Rathee, 2021, Anatomy, Head and Neck Orbicularis Oris Muscle
Articulation: Facial Muscles
Anne Smith, 1992, The Control of Orofacial Movements in Speech Department of Audiology and Speech Sciences, Purdue University, West Lafayette, Indiana
Comentarios